Jakarta, – LMPNews.Sekretaris Jenderal Laskar Merah Putih (LMP), Abdul Rachman Taha, baru-baru ini menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait arah pembangunan bangsa. Dalam pernyataan pers yang disampaikan di Jakarta, Taha secara tegas mempertanyakan narasi optimisme “Indonesia Emas 2045,” dan justru melihat adanya potensi besar bangsa ini terjerumus dalam jurang ketidakpastian dan kecemasan.
Dengan nada prihatin, Taha memaparkan sejumlah indikator yang menurutnya menjadi sinyalemen bahaya. Ia menyoroti perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terasa semakin nyata di tingkat masyarakat, di mana daya beli terus tergerus oleh kenaikan harga kebutuhan pokok. Lebih lanjut, Taha menyoroti data pengangguran yang masih tinggi, terutama di kalangan generasi muda, yang seharusnya menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
“Kita tidak bisa terus meneriakkan Indonesia Emas jika realitas di lapangan justru menunjukkan hal yang sebaliknya,” ujar Taha dengan suara lantang. “Bagi kami di Laskar Merah Putih, yang kami lihat saat ini adalah potensi besar bangsa ini untuk terperangkap dalam kecemasan akibat masalah-masalah fundamental yang belum terselesaikan.”
Taha secara terstruktur menguraikan sejumlah isu krusial yang menjadi sumber kekhawatirannya. Pertama, ia menyoroti masalah ketimpangan ekonomi yang semakin melebar, di mana jurang antara kelompok kaya dan miskin semakin dalam. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata hanya akan menciptakan frustrasi dan ketidakstabilan sosial.
Kedua, Taha menyoroti kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang dinilainya masih tertinggal. Ia mempertanyakan efektivitas sistem pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di kancah global. “Bagaimana kita bisa meraih Indonesia Emas jika kualitas SDM kita masih jauh dari harapan? Ini adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja,” tegasnya.
Isu korupsi yang masih endemik juga menjadi perhatian utama Sekjen LMP ini. Ia menilai bahwa praktik korupsi yang merajalela telah menghambat pembangunan di berbagai sektor dan menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. “Korupsi5 adalah musuh utama kemajuan bangsa. Jika tidak diberantas secara tuntas, mimpi Indonesia Emas hanya akan menjadi fatamorgana,” tandas Taha.
Lebih lanjut, Taha menyinggung tantangan-tantangan eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global dan dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Menurutnya, pemerintah perlu memiliki strategi yang matang dan adaptif untuk menghadapi berbagai potensi krisis yang bisa menggagalkan cita-cita bangsa.
Pernyataan keras dari Sekjen Laskar Merah Putih ini sontak menjadi perhatian berbagai kalangan. Para pengamat politik dan ekonomi menilai bahwa kekhawatiran yang disampaikan Taha merefleksikan keresahan sebagian besar masyarakat yang merasakan adanya ketidaksesuaian antara narasi optimisme pemerintah dengan realitas yang mereka hadapi sehari-hari.
Laskar Merah Putih mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap arah kebijakan pembangunan saat ini. Mereka menyerukan adanya langkah-langkah konkret dan terukur untuk mengatasi masalah-masalah fundamental yang menjadi penghalang menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
“Kami tidak ingin Indonesia hanya menjadi kenangan akan mimpi yang tak pernah terwujud,” pungkas Abdul Rachman Taha dengan nada penuh harap. “Kami ingin Indonesia benar-benar menjadi negara emas, bukan negara yang diliputi kecemasan akan masa depannya sendiri.” Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya respons cepat dan tepat dari pemerintah untuk menjawab kekhawatiran yang kini menggelayuti benak banyak anak bangsa.
Tinggalkan Balasan